Berkunjung Cagar Alam Karaenta dengan Habitat Langka

Cagar alam seluas 1000 hektar ini memiliki sekitar 200 jenis tanaman serta lumut-lumutan. Tidak hanya itu, cagar alam ini terkenal karena adanya kera hitam yang bernama Macaca Maura. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai Hutan Karaenta, yuk simak informasi di bawah ini.

Daya Tarik yang Dimiliki Cagar Alam

  1. Habitat Macaca Maura
    Seperti yang telah dijelaskan bahwa cagar alam ini telah dikenal sebagai habitat Macaca Maura atau kera hitam yang terkenal liar. Hewan unik ini akan langsung menghindar jika mengenali suara asing atau adanya pergerakan yang mencurigakan serta membahayakannya. Hinggia kini, hanya ada satu petugas yang dapat memanggil kawanan kera tersebut.

Petugas bernama Haro mempelajari serta membuat nada siulan untuk memanggil kawanan deposit 25 bonus 25 kera selama bertahun-tahun. Maka dari itu, jika anda tidak bertemu Macaca Maura sama sekali ketika ke sini, anda dapat meminta bantuan Pak Haro yang memberi makan kawanan kera liar tersebut.

Perlu diketahui bahwa spesies ini termasuk hewan yang dilindungi serta sudah menjadi aset nasional karena populasi serta habitatnya yang langka. Spesies kera ini cukup unik karena sangat bersahabat serta bisa dipanggil kapanpun. Anda pun tidak perlu takut akan keberadaanya.

  1. Mengenal Kawasan Hutan Lindung
    Cagar Alam Karaenta adalah suatu hutan yang dilindungi dan dilestarikan karena keberadaan beragam flora, fauna, dan keanekaragaman hayati yang unik. Tidak hanya itu, hutan ini juga berfungsi sebagai tempat menampung air dari bawah tanah sebagai cadangan. Bisa dibilang hutan ini memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan ekosistem.
  2. Sejarah Ditemukannya
    Hal yang tidak kalah menarik dari wisata alam ini yakni sejarah ditemukannya. Lokasi ini pertama kali ditemukan dan diteliti oleh naturalis dari Inggris yang bernama Alfred Russel Wallace. Di antara periode Juli hingga Oktober 1857, ia meneliti lebih dalam hingga menemukan fakta-fakta menarik mengenai flora dan fauna yang belum pernah ditemukan dalam penelitiannya sebelumnya.

Di tahun 1869, ia kemudian mempublikasikan hasil penelitiannya dalam buku The Malay Archipelago. Karya inilah yang menarik banyak peneliti melakukan penelitian di kawasan hutan ini. Setelah itu, pemerintah pusat pun telah menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam sebagai kawasan konservasi.

Tidak hanya Cagar Alam Karaenta, empat unit kawasan konservasi lainnya di Kawasan Karst Maros-Pangkep, seperti Taman Wisata Alam Gua Pattunuang, Cagar Alam Bulusaraung dan Cagar Alam Bantimurung. Pada awal penetapannya, kelima unit kawasan konservasi memiliki luas sekitar 11.909 hektar.

  1. Gua Salukang Kallang
    Hal yang tidak kalah menariknya yakni adanya Gua Salukang Kallang. Berdasarkan hasil ekspedisi yang dilakukan, gua ini membentang hingga mencapai panjang mencengangkan, yaitu sekitar 12.463 meter. Pemandangan yang disuguhkan sangatlah menakjubkan khususnya adanya banyak ornamen dan genangan air yang sudah menjadi habitat bagi ikan serta udang.
  2. Gua Tanette
    Menariknya, Gua Salukang Kallang merupakan satu kesatuan dengan Gua Tanette. Gua ini memiliki ukuran yang luar biasa dengan panjang sekitar 9.700 meter dan mencapai ketinggian sekitar 25 meter. pemberian namanya pun karena adanya perbedaan tempat mulut gua. Jika kedua gua ditelusuri dari satu arah, panjangnya pun hingga sekitar 22 km sehingga menjadi gua terpanjang di dunia.

Ada banyak hal dapat ditemui di dalam keseluruhan gua. Selain keindahan stalaktit dan stalakmit, gua ini sudah menjadi habitat berbagai hewan mulai dari laba-laba, lipan, kaki seribu, hingga burung walet. Bisa diketahui bahwa guanya terbebas dari campur tangan manusia dan masih alami.

  1. Menarik Diteliti
    Berbagai peneliti telah menjadikan tempat ini sebagai rumah mereka selama beberapa tahun untuk memahami lebih dalam perilaku monyet tanpa ekor. Salah satunya yakni dari Universitas Kyoto yang bernama Professor Kunio Watanabe. Ia pernah melakukan penelitian di cagar alam ini sejak tahun 1980-1990 an. Hasil penelitian mereka pun menjadi sumbangan berharga bagi pemerintah dalam usaha pelestarian spesies ini.

Tidak hanya Watanabe, ilmuwan bernama Dr. Erin dari San Diego University juga meneliti di tahun 2010. Bisa dikatakan bahwa cagar alam ini memiliki banyak peminat di kalangan pecinta lingkungan serta peneliti yang haus akan ilmu alam. Mahasiswa pecinta alam atau anggota masyarakat yang tengah melakukan riset juga kerap mengunjunginya.

Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk

Akses perjalanan menuju cagar alam cukup mudah dan lokasinya berada di Jalan Poros Maros – Soppeng, Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ada berbagai moda transportasi yang dapat dipilih sesuai kenyamanan anda baik kendaraan roda empat maupun roda dua.

Anda bisa memulai perjalanan melalui Jalan Poros Camba di wilayah Kecamatan Simbang. Kemudian anda perlu perjalanan hingga sampai di pusat cagar alam. Perlu diketahui bahwa Jalan Poros Camba ialah satu-satunya jalan utama yang menghubungkan wilayah Kabupaten Maros serta Kabupaten Bon. Anda dapat menggunakannya untuk melintasi wilayah cagar alam.

Menikmati keindahan alam dengan beragam flora dan faunanya di dalamnya tidak perlu menguras banyak uang. Sebab, harga tiket masuknya tergolong murah hari biasa, pengunjung mancanegara dikenakan biaya Rp 210.000 dan Rp 310.000 di akhir pekan. Sementara itu, pengunjung lokal dikenakan biaya Rp 16.000 di hari biasa dan Rp 21.000 di akhir pekan.

Kegiatan Seru Cagar Alam Karaenta

Cagar Alam Karaenta cukup ramai dikunjungi oleh para pengunjung khususnya di hari libur. Selain keindahan alam, keunikan flora dan faunanya cukup menarik para pengunjung lokal maupun luar negeri. Salah satu kegiatan yang bisa anda lakukan yakni dengan menjelajah cagar alam untuk menyaksikan keragaman flora dan faunanya.

Menyusuri Gua
Di dalam cagar, terdapat Gua Tanette dan Gua Salukang Kallang. Anda bisa menyusurinya tetapi pastikan bahwa anda didampingi oleh petugas atau rombongan lain. Sebab, ada banyak fauna di dalamnya yang tinggal sehingga cukup berbahaya. Usahakan tetap waspada selama berada di lokasinya.

Laisser un commentaire

Votre adresse e-mail ne sera pas publiée. Les champs obligatoires sont indiqués avec *